Tampilkan postingan dengan label gus dur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gus dur. Tampilkan semua postingan

Gus Dur di Headline Media Massa Belanda

Kamis, 31 Desember 2009
Eddi Santosa - detikNews

Den Haag - Wafatnya mantan presiden RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mendapat perhatian luas di Negeri Belanda. Hampir semua media massa besar menempatkan Gus Dur di headline.

Dia meninggal dunia Rabu (30/12/2009) di rumahsakit setelah lama sakit, lansir harian Algemeen Dagblad mengutip sumber di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Wahid sejak Selasa terbaring di ruang intensive care (rawat intensif) akibat gangguan pernafasan dan pendarahan dalam tubuhnya, tulis De Volkskrant.




Wahid adalah presiden Indonesia dalam tahun-tahun turbulensi 1999 sampai 2001. Dia adalah salah satu tokoh yang mempercepat jatuhnya presiden Soeharto di 1998, NRC Handelsblad melaporkan.

Dia dikenal sebagai pejuang Hak Azasi Manusia (HAM) dan toleransi beragama. Di bawah kekuasaannya dia memperbaiki kebebasan pers secara signifikan dan minoritas Cina mendapat lebih banyak hak-haknya.

Namun Wahid juga dipandang suka nyleneh dan gagal menjalin hubungan baik dengan militer. Dia tersandung skandal korupsi dan memecat berbagai menteri, salah satunya Susilo Bambang Yudhoyono, kini presiden, demikian NRC Handelsblad.

Selain media massa cetak dan online, semua radio dan televisi Belanda juga mengabarkan kepergian Gus Dur ke hadirat Sang Khalik, untuk selama-lamanya. (es/es) Read More...

Gus Dur: Bapak Pluralisme Indonesia

By aidc

Gus Dur: Bapak Pluralisme Indonesia

Syafi’i Anwar mengatakan bahawa Gus Dur adalah bapak pluralisme Indonesia. Wimar Witoelar menambah Gus Dur bukan setakat bapak pluralisme Indonesia tetapi juga bapak plularisme dunia, sebagai isyarat menunjukkan dunia kini kekurangan tokoh pluralisme kerana didominasi oleh pemimpin eksklusif (hanya satu agama terbaik).

Kenyataan-kenyataan di atas diucapkan dalam pelancaran buku ‘Islamku, Islam Anda, Islam Kita’ karya Gus Dur.

‘Pluralisme’ dan ‘Pembelaan’ adalah dua kata kunci yang terkandung dalam kumpulan tulisan Gus Dur itu. Tulisan bermula dari perspektif korban, terutama kumpulan minoriti agama, gender, keyakinan, etnis, warna kulit dan posisi sosial.




‘Tuhan tidak perlu dibela,’ kata Gus Dur, tetapi umatNya atau manusia pada umumnya perlu dibela. Salah satu kesinambungan dari pembelaan adalah kritik, dan kadang kala terpaksa mengecam, jika sudah melampaui ambang toleransi.

Komentar Syafi’i Anwar dan Wimar Witoelar disusuli pula oleh Bambang Harymurti dan akhirnya Gus Dur sendiri dalam acara pelancaran buku ‘Islamku, Islam Anda, Islam Kita’ sekaligus perayaan hari ulang tahun kedua The Wahid Institute, badan pemikir Gus Dur.

Penggerak pluralisme Indonesia : Dari kiri, Bambang Harymurti, (Editor in Chief Mingguan Tempo Newsmagazine & wakil majalah TIME); Wimar Witoelar (pengamal media & jurucakap Gus Dur semasa jadi Presiden Indoensia) ; Yenny Wahid, (anak Gus Dur/Pengarah Wahid Institute); Paul Wolfowitz (Bekas Presiden Bank Dunia); Mari Pangestu (bekas Pengarah eksekutif Center for Strategic and International Studies – CSIS); Prof Dr M. Din Samsudin (Pengerusi Muhammadiyyah); Erry Riyana, (Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi-KPK); Abdul Aziz (Pusat Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama); Jusuf Wanandi (Pengarah Eksekutif Pusat Islam dan Pluralisma Antarabangsa Indonesia.

Turut hadir di Hotel Aryaduta pada 21 September antara lain adalah ; Bambang Harymurti, Dawam Rahardjo, Erlan Suparno (Menteri Tenaga Kerja), Hariman Siregar, Jaya Suprana, Luhut Panjaitan (mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan), Mahfud MD (mantan Menteri Pertahanan), Marsillam Simandjuntak (mantan Sekkab dan Jaksa Agung), Dr. Nikolaos van Dam (Duta Besar Belanda), Rosiana Silalahi, Roy BB Janis, Sarwono Kusumaatmadja, Shaban Shahidi Moaddab (Duta Besar Iran), Todung Mulya Lubis, dan Taufik Kiemas.

Dalam sambutan itu selaku pemberi Kata Pengantar buku tersebut, Pengarah International Center for Islam and Pluralism (ICIP) M. Syafi’i Anwar (foto) mengatakan sejak awal lagi Gus Dur memihak kepada kelompok minoriti. Komitmen itu ditunjukkan dengan bukti sehingga Indonesia tetap menjadi negara plural. Kerana itu, Gus Dur adalah Bapak Pluralisme Indonesia.

Gus Dur bersama Wimar Witoelar (tengah). Wimar menjadi jurucakap (Setiausaha Akhbar) kepada Gus Dur semasa Gus Dur menjadi Presiden Indonesia 1999-2001. Beliau kelulusan the George Washington University in Washington, DC.

Pendapat tersebut disokong oleh Wimar Witoelar. Bercakap sebagai orang paling rapat dan sahabat keluarga Gus Dur, Wimar mengatakan Gus Dur bukan hanya Bapak Pluralisme Indonesia tetapi juga sudah menjadi Bapak Pluralisme Dunia. Saatnya tepat kerana dunia saat ini sedang kehilangan tokoh-tokoh pluralisme dan sebaliknya didominasi oleh tokoh yang bersikap eksklusif.

Wimar bercerita kembali sewaktu menjadi pembantu Gus Dur selama menjadi Presiden Indonesia. Setiap kunjungan ke luar negera seperti Melbourne dan Washington, masyarakat di sana sangat menyambut hangat kehadiran Gus Dur.

Sokongan ini semakin terasa setelah Gus Dur tidak lagi menjadi Presiden. Bagi dunia tidak penting perkembangan politik di Indonesia, tetapi mereka melihat Indonesia sebagai pusat pluralisme kerana ketokohan Gus Dur dalam bersahabat dengan semua golongan.

Gus Dur dianugerahkan pingat keberanian Yahudi (Medal of Valor) oleh Yayasan Yahudi di Amerika, The Simon Wiesenthal Center. Dari kiri Rabbi Abraham Cooper, C. Holland Taylor (CEO LibForAll Foundation) dan Rabbi Marvin Hier. Rabi Abraham dan Rabbi Marvin adalah Yahudi penggerak The Simon Wiesenthal Center.
Klik di sini

Satu contoh penghormatan luar negera adalah sambutan luar biasa yang diberikan kepada Gus Dur apabila beliau menjadi penceramah utama dalam Kongres American Jewish Committee (AJC) di Washington, DC. Ditambah lagi dengan penampilannya bersama Condoleezza Rice sebagai after-dinner speaker dalam acara penutupan program terbesar kaum Yahudi di Amerika itu.

Gus Dur dan Pope John Paul II

Dalam acara itu Gus Dur duduk bersama sahabatnya Paderi Agung Paris Jean-Marie Lustiger. Masyarakat dunia menaruh harapan pada Indonesia dengan sikap moderat Gus Dur yang menarik perhatian dunia setelah peristiwa 11 September 2001.

Sementara itu, Gus Dur dalam pidatonya mengatakan pluralisme yang menjadi isi buku dan roh dirinya diambil dari keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) pada 1935. Muktamar memutuskan untuk menjalankan syariat Islam tetapi tidak perlu negara Islam di Indonesia.

Keputusan tersebut lahir dari pemikiran abangnya KH Hasyim Ashari dan bapaknya KH Wahid Hasyim yang melihat Indonesia sebagai negara plural. Sehingga kini, tokoh-tokoh Islam sebahagian besar menolak Negara Islam. Gus Dur sangat menolak peraturan daerah berdasarkan syariah Islam yang mulai tersebar di Indonesia.

Buku ‘Islamku, Islam Anda, Islam Kita’ telah diminta untuk dialihbahasakan ke tujuh bahasa iaitu Jerman, Belanda, Perancis, Inggeris, Jepun, Korea dan China.


Sumber : http://aidctranslate.wordpress.com/

Read More...

All About Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

”Aku ngefans loh sama Gus Dur.”
Aku sih tertawa saja kalau ada teman atau orang lain yang mengkomentari, ”Kok bisa sih?! Suka??”.
Kalau soal perilaku atau kata-kata beliau yang (katanya) kontroversial, (coba di sabari saja…) aku yakin (Insya Allah) ada maksud baik beliau yang kita (barangkali) tidak tahu apa itu..
Salah satu komentar orang yang aku suka tentang beliau adalah,
”Beliau (Gus Dur) itu orang yang terlampau maju (modern) untuk di zamannya.”
Berikut adalah biografi singkat tentang Gusdur. Sengaja aku awali dengan beberapa guyonan Gusdur, supaya rekan-rekan ”terpancing” dan makin ”penasaran” dengan sosok Gusdur seutuhnya. :)

internet

internet


INDONESIA MINTA DI JAJAH
Dalam sebuah seminar beberapa tahun yang lalu Gus Dur mengungkapkan bahwa Belanda bukan sebuah negara yang besar, tidak punya modal, tidak punya pemikir-pemikir ulung, jadi mereka tidak memberikan apa-apa kepada kita, malah merampok kita habis-habisan.

Lain dengan India yang dijajah Inggris, atau Filipina yang dijajah Amerika. Negara-negara penjajah yang itu punya sesuatu yang diberikan kepada negara-negara yang dijajah, misalnya saja tentang sistim hukum yang lebih teratur, dsb.

Nah, lalu ada pemikiran gila, supaya Inggris dan Amerika memberikan sesuatu kepada kita. Bagaimana caranya?

Kita nyatakan perang melawan Inggris dan Amerika! Lho, kenapa begitu?
Logikanya kita kan pasti kalah, jadi kita akan dijajah lagi oleh Amerika dan Inggris.

Masalahnya sekarang, bukannya kalau kita kalah. Masalahnya adalah, bagaimana kalau Indonesia yang menang ???

.

TAKUT ISTRI
Memberikan contoh dengan lelucon adalah kebiasaan Gus Dur ketika berpidato. Tujuannya, kata kyai ini agar hadirin dapat memahami maksud dari apa yang disampaikan.

Dalam sebuah forum yang membahas soal kesetaraan laki-laki dan perempuan, seorang peserta bertanya kepada kyai eksentrik ini, yang isinya mungkin agak “pribadi.”

Peserta itu bertanya, apakah Kyai sebesar Gus Dur juga takut pada istri?Mendengar pertanyaan yang “sensistif” itu Gus Dur menjelaskan dengan “bijak” (jika tidak mau disebut berkelit).
“Begini ya….. Saya punya cerita,” kata Gus Dur memulai, sementara peserta sudah siap-siap dengan serius mendengarkan jawaban tentang “jeroan” rumah tangga Gus Dur.
“Nanti di akhirat, orang dibagi dua barisan,”
Gus Dur melanjutkan,”barisan pertama untuk orang-orang yang takut sama istrinya. Barisan kedua untuk yang berani sama istrinya.”
Peserta seminar yang tadinya serius, langsung dapat menerka ini pasti guyonan.
“Di barisan pertama orang antri berduyun-duyun. Ternyata di barisan kedua cuma ada satu orang, badanya kecil lagi. Orang-orang di barisan pertama heran melihat si kecil itu sendirian. Mereka pikir berani sekali tuh orang kecil-kecil. Lalu dikirim delegasi dari barisan pertama untuk menanyakan. Datanglah delegasi itu pada si kecil dia bertanya, “hey kamu kok berani banget baris sendirian disini, emangnya kamu nggak takut sama istri kamu?”
Mendengar pertanyaan itu, si kecil menjawab “Wah…. saya juga nggak tahu nih. Saya disini disuruh istri saya.” Atas jawaban dari sang Kyai, seluruh peserta langsung terbahak. Tahulah mereka maksudnya, kesimpulannya bahwa semua laki-laki di dunia itu……

MALU DAN KEMALUAN
Kisah ini terjadi di Jawa Timur (Jatim). Suatu kali ada seorang caleg (calon legislative) PKB marah-marah karena namanya tidak masuk dalam daftar calon terpilih. K.H . Hasyim Muzadi (Yang saat itu adalah Ketua DPWNU Jatim) bilang, “Wis to (sudahlah-red), soal caleg itu kan masalah dunia. Itu soal kecil.”
Tapi caleg batal itu tetap jengkel, kata si Caleg, “Bukan begitu Kiai. Tapi ini masalah kemaluan.”
Sambil terkekeh, Gus Dur berkomentar, ” Ya begitu itu orang NU. Malu dan kemaluan dicampur-campur.”

GILA NU
RUMAH Gus Dur di kawasan Ciganjur sehari-harinya tak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU maupun bukan. Tak jarang mereka datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, menurut Gus Dur ada tiga tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan membicarakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam duabelas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” katanya.
Orang jenis ketiga, Gus?
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” katanya.

KOMBAK-KAMBEK RP. 5000
Seorang wisatawan asal Amerika, kata Gus Dur, datang ke Jogjakarta ingin melihat-lihat beberapa tempat wisata. Seminggu dia berada di kota gudeg itu, setelah mengunjungi beberapa tempat wisata kali ini ia ingin ke kebun binatang Gembira Loka.
Setelah bertanya letak kebun binatang itu kepada petugas hotel tempatnya menginap, akhirnya ia putuskan untuk mengunjunginya dengan naik becak. Sebab semua jenis angkutan sudah pernah ia coba kecuali becak.
Sambil membawa ransel kecilnya turis inipun segera memanggil tukang becak yang mangkal di depan hotelnya.
“How much to Gembira Loka?” tanya sang turis.
Sambil memekarkan lima jari tangan kanannya si tukang becak menjawab, “five thousand kombak-kambek mister !”.

HANYUTNYA PRESIDEN SOEHARTO
Sudah tentu mantan presiden Soeharto kebagian sentilan Gus Dur. Ceritanya, suatu hari Pak Harto memancing di sebuah sungai. Bekas orang kuat itu dikenal gemar memancing (dan barangkali bukan cuma ikan yang dipancingnya). Saking asyiknya, Pak Harto tidak sadar bahwa air sungai itu meluap, lalu terjadilah banjir besar.
Pak Harto hanyut terbawa arus deras. Selama hanyut itu rupanya dia tak sadarkan diri, dan ketika dia terbangun dia berada jauh dari tempatnya semula. Keadaannya sangat sepi, hanya ada seorang petani, yang rupanya telah menolong Pak Harto.
Merasa berutang budi dan sangat berterima kasih, Pak Harto berkata pada penolongnya itu.
“kamu tahu nggak saya ini siapa?” tanya Pak Harto.
“Tidak,” jawab si penolong.
“Saya ini Soeharto, Presiden Republik Indonesia.
Nah, karena kamu sudah menolong saya, maka kamu boleh minta apa saja yang kamu mau, pasti saya beri. Ayo katakan saja keinginan kamu.”
“Saya cuma minta satu hal saja, Bapak Presiden,” kata sang penolong. “Katakan saja apa itu?” Kata Pak Harto.
“Tolong jangan bilang siapa-siapa bahwa saya yang menolong Bapak.”

JENDERAL
Pada saat selesai melantik WAKAPOLRI di Istana, Gus Dur mengadakan konferensi pers dengan wartawan. Pada kesempatan itu, salah satunya diungkapkan tentang permintaan Gus Dur agar Jenderal Surojo BIMANTORO – KAPOLRI – mengundurkan diri. Ketika konferensi pers itu usai, dan Gus Dur dipapah memasuki mobil, beberapa wartawan mulai tidak mengerubutinya lagi.
Gus Dur berkata :”Hei, saya masih punya satu informasi lagi. Kalian mau tidak ?”
“Apa itu Gus ?” tanya para wartawan serentak.
“Saya mau sebutkan nama seorang jenderal yang paling berbahaya dan berpotensi mematikan siapa saja,” ujar Gus Dur.
“Wah, siapa itu Gus ?” keroyok para wartawan yang tadinya sudah mulai menjauh. Mereka berlarian untuk mendapatkan berita eksklusif itu.
“Ok, saya akan katakan,” kata Gus Dur meyakinkan.” Jenderal itu adalah Jendral..(General) Electric …”
“Wooo kok itu sih Gus ?” protes para wartawan.
“Lha kalian ini, maunya bikin gosip melulu. Lha saya kan bener kalau General Electric itu paling berbahaya. Coba, mau nggak kamu kesetrum lampunya General Electric ? Berbahaya kan ?!, kamu bisa mati kan kalau kesetrum????”

internet

internet


Nama : Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Belakangan kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati “abang” atau “mas”.

Kelahiran : Putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.

Istri : Sinta Nuriyah

Anak : Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.

Kehidupan : Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.

Hobi : Membaca, bermain bola, menonton bioskop, catur dan musik.

Pengalaman Pendidikan :

• Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar mengaji dan membaca al-Qur’an pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy’ari. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-Qur’an.
• Disamping belajar formal di sekolah, Gus Dur juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gus Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik.
• Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris.
• Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.
• Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al-Azhar.
• Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad sampai tahun 1970.
• Selepas belajar di Baghdad Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat, utamanya dalam bahasa-misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping bahasa Jerman-tidak dapat dipenuhinya, akhirnya yang dilakukan adalah melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya. Pada akhirnya ia menetap di Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk biaya hidup dirantau, dua kali sebulan ia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajian-lkajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.

Perjalanan Karier :

• Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah.
• Pernah menjadi komentator sepak bola di televisi.
• Sepulang dari pengembaraanya mencari ilmu, Pada tahun 1971, Gus Dur kembali ke Jombang dan menjadi guru di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang.
• Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris.
• Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU.
• Karier yang dianggap ‘menyimpang’-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986 -1987.
• Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-’aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo.
• Ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti 1991-1999.
• Presiden Republik Indonesia masa bakti 1999 – 2001
Penghargaan :
• Tokoh 1990, Majalah Editor, tahun 1990
• Ramon Magsaysay Award for Community Leadership, Ramon Magsaysay Award Foundation, Philipina, tahun 1991
• Islamic Missionary Award from the Government of Egypt, tahun 1991
• Penghargaan Bina Ekatama, PKBI, tahun 1994
• Man Of The Year 1998, Majalah berita independent (REM), tahun 1998
• Honorary Degree in Public Administration and Policy Issues from the University of Twente, tahun 2000
• Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, tahun 2000
• Doctor Honoris Causa dalam bidang Philosophy In Law dari Universitas Thammasat Thaprachan Bangkok, Thailand, Mei 2000
• Doctor Honoris Causa dari Universitas Paris I (Panthéon-Sorbonne) pada bidang ilmu hukum dan politik, ilmu ekonomi dan manajemen, dan ilmu humaniora, tahun 2000
• Penghargaan Kepemimpinan Global (The Global Leadership Award) dari Columbia University, September 2000
• Doctor Honoris Causa dari Asian Institute of Technology, Thailand, tahun 2000
• Ambassador for Peace, salah satu badan PBB, tahun 2001
• Doctor Honoris Causa dari Universitas Sokka, Jepang, tahun 2002
• Doctor Honoris Causa bidang hukum dari Konkuk University, Seoul Korea Selatan, 21 Maret 2003.
• Medals of Valor, sebuah penghargaan bagi personal yang gigih memperjuangkan pluralisme dan multikulturalisme, diberikan oleh Simon Wieshenthal Center (yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM dan toleransi antarumat beragama), New York, 5 Maret 2009.
• Penghargaan nama Abdurrahman Wahid sebagai salah satu jurusan studi Agama di Temple University, Philadelphi, 5 Maret 2009.
• Penghargaan-penghargaan lainnya…


Sumber : http://ananewbie.wordpress.com/

Read More...

Buku : GUS DUR yang Humoris, Kontroversial dan Gaul


Resensi Buku:
Gus Dur yang humoris, kontroversial, dan Gaul

oleh: Djuneidi Saripurnawan

Judul Buku : GUS DUR,.. Asyik Gitu Loh
Penulis : Maia Rosyida
Penerbit : The Wahid Institute
Tahun : September 2007
Tebal dan ukuran: viii+100 hlm, 14 x 21 cm


Jauh sebelum Gus Dur alias Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI ke-4 pada masa reformasi, pertemuanku dengan Romo Mangunwijaya di gang Kuwera, Yogyakarta, sempat menyinggung tentang ketokohan Gus Dur yang diterima secara luas oleh banyak kelompok dan golongan. Romo Mangun sempat bertanya tentang ‘kenapa Gus Dur tidak jadi presiden aja?’ Apa jawabannya? Bila memang harus demikian, nanti dengan sendirinya… Kemudian Romo Mangun memberikan sedikit tanggapannya, bahwa seorang Gus Dur akan menjadi sempit ruangnya bila menjadi pejabat seperti presiden, karena dia sudah tumbuh cepat menjadi ‘resi” bagi banyak orang.

Ya, sebagaimana banyak pihak yang mendaulatnya sebagai Guru Bangsa, guru bagi semua warga negara Indonesia. Orang seperti ini memang masih langkah di Bumi Indonesia.
Orang yang melindungi kaum minoritas (baca: Tionghoa) di Indonesia dari diskriminasi dan perlakuan yang semena-mena oleh penguasa dan tersudutkan dalam dunia politik.
Pluralisme adalah pemahaman yang dikembangkan oleh Gus Dur dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, meskipun perubahan menjadi bangsa yang besar itu masih menemukan banyak kendala, karena kedewasaan memang tidak bisa disama-ratakan bagi semua pihak. Dalam hal ini, Gus Dur memang menjadi ‘wali’ dan Bapak Pluralisme Indonesia; begitulah banyak pihak mengakuinya.

“Punya agama tapi nggak mau keberagaman. Jelas ini adalah contoh satu umat yang nggak layak dibilang Islam. Karna percuma juga kalo kita nggak ngerti keberagaman dunia dan seisinya. Ilmu masalah semesta yang udah kita dapet nggak bakalan ada manfaatnya, jika kita cuman tau tentang satu hal…”(hlm.86). Bahwa masalah diskriminasi keturunan sampai kapan pun nggak akan bisa bikin bangsa ini bersatu (hlm.69).

Maia Rosyida menyajikan secara sederhana nan lugas tentang kisah seputar Kontroversial Gus Dur yang menjadi pusat perhatian umat Islam dan masyarat Indonesia umumnya. Sosok Gus Dur yang selalu ditunggu ungkapannya, yang selalu sarat dengan makna dan tentunya yang terkemas dengan sense of humor yang tinggi. Inilah yang membuat penulis Maia Rosyida jatuh hati pada Gus Dur.

“Gus Dur itu PKI!” seru beberapa kelompok masyarakat. “Gus Dur itu Wali!” teriak sebagian yang lain. Kejadiannya waktu itu Gus Dur sedang dengan tegas menolak adanya Tap MPR yang tidak memperbolehkan ajaran komunisme di Indonesia. Alasanya jelas: bahwa negeri ini punya prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika). Pada tuduhan “antek PKI”, Gus Dur memberikan jawaban “Komunis itu bukan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ya, masak kalo liat yang ada di PPPdan nengok gambar ka’bah pada spanduk partai itu, lalu kita langsung menyimpulkan kalo Islam itu ya PPP itu. Jelas ini salah paham total.” Yang dimaksudkan Gus Dur bahwa komunis itu bukan PKI, sebagaimana Islam itu bukan partai Islam. Partai Islam dan Islam jelas beda(hlm.36).

Ketika Inul Daratista, penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang “ngebor”-nya dihujat oleh berbagai pihak dan dianggap haram (meskipun sebenarnya lebih banyak disukai masyarakat umumnya), Gus Dur justru membelanya, sebagaimana Rasulullah tidak perlu memaksa pakai kekerasan ketika mendidik umatnya yang awam. Apa kata Gus Dur tentang Inul? “ Lha wong lagi cari makan, mbok biarin. Itu haknya dia.”(hlm.38).

Begitulah cara Gus Dur memberikan cara pendekatan yang sejuk dengan canda intelektualnya, sebagaimana juga ketegangan yang terjadi antara group band DEWA (Dhani) dengan kelompok yang menamakan Front Pembela Islam (FPI). Gus Dur sekali lagi tampil sebagai penyeimbang dan memberikan contoh yang santun dalam meluruskan sesuatu yang dianggap masalah.

Gus Dur memang harus berjuang menghadapi orang-orang yang mau menangnya sendiri, karena terjebak dengan keyakinan yang menganggap paling benar sendiri. Ia tidak setuju bila negara ini di-arabisasikan. Apalagi ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang Islam yang keluar dari agamanya (murtad). Ini hanya mengotori nama Islam saja. Lafadz “La ikraha fi al-din” sudah banyak yang melupakannya(hlm.43). Berhasil membuat orang takut dan terkekang dengan atas nama ‘kebaikan Islam’ adalah sesat.

Kontroversi yang paling ramai hingga melibatkan protes dari lima ratus ulama Indonesia adalah ketika Gus Dur mengatakan bahwa ‘Al-Qur’an sebagai kitab suci paling porno sedunia’. Dan Gus Dur seperti biasa melihat dan membiarkan respon itu untuk sementara waktu. Kemudian ketika suasana sudah sejuk, Gus Dur mengatakan “Al-Qur’an kitab suci paling porno. Ya kan bener di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”

Ketika ramai-ramai orang berteriak: “musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam”, Gus Dur memberikan contoh tentang Kitab Raudlatul Mu’aththar untuk meluruskan pengertian dari kata porno itu sendiri yang sudah keliru dipahami orang-orang itu. “Anda tahu, Kitab Raudlatul Mu’aththar (the perfumed Garden, kebun wewangian)? Itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha-ha-ha…Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
Intinya, bahwa Al-Qur’an, Kitab Raudlatul Mu’aththar atau pun Inul yang sedang menyanyi dan berjoget ria bila dibaca dan dilihat dalam perpektif ngeres ya hasilnya pasti cabul bin porno.

Kehidupan ini adalah keberagaman yang ada dan karenanya menjadi indah bila damai bersamanya. Kenapa harus memaksakan menjadikan semuanya satu warna. Hidup pasti akan lebih dari sekedar robot yang sangat membosankan. Dan manusia bukanlah robot, melainkan makhuk yang mulia dengan akal-budinya.

Dan bagaimana Gus Dur menjawab pertanyaan tentang hukum orang Islam yang mengucapkan selamat pada hari perayaan Natal? Kata Gus Dur: “Kita jangan cumin mengucapkan selamat. Baiknya kita ikut merayakan. Lha kan Natal itu Mauludnya Nabi Isa.” Cob baca Al-Qur’an pada Surat Maryam yang banyak penjelasan tentang kelahiran Al-Masih dan peristiwa Natal. Dan do’a Nabi Isa sewaktu bayi membuktikan bahwa keagungan Allah menjadikan Nabi Isa bisa terlahirkan tanpa seorang ayah: “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.” (hlm.62).

Di antara cerita tentang Gus Dur yang kontroversial tetapi selalu ada aspek humornya yang intelektual, membuat buku ini memiliki magnet bagi banyak kalangan.
Ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo: “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kir Kanan Nuntun.”

Dan saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.”(hlm.73).

Ketika konflik di Ambon terjadi dan Gus Dur tidak setuju dengan orang-orang yang ke Ambon bawa senjata dan niatnya berkelahi tapi atas nama jihad. “Mau jihad kek, mau jahit kek. Pokoknya kalau ada yang bawa senjata ke Ambon, musti segera ditangkep,” tegas Gus Dur(hlm.96). Dan “Tuhan itu tidak perlu dibela.”

Masih banyak hal-hal yang menarik dalam buku ini. Semua tentang Gus Dur dan kehidupan kita dalam konteks bernegara dan bermasyarakat. Dalam upaya membangun budaya masyarakat bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan (?) Amin….!

Sosok Gus Dur yang cerdas, mendalam, jenaka (humoris yang intelek), bersahaja, akrab dan terbuka pada semua kalangan, berpihak pada orang kecil, dan mengikuti perkembangan zaman telah membuat Gus Dur tampil sebagai sosok kiyai yang nyentrik dan gaul.

Begitulah Maia Rosyida (penulis buku ini) jatuh hati pada Gus Dur karena gantengnya benar-benar dari inner beauty-nya.

“Semua tulisan di atas tak ada maksud untuk melebih-lebihkan Gus Dur dari yang lain. Melainkan cuma pengin ngasih tau aja, bahwa begitulah contoh ulama yang baik di era yang katanya udah demokratis ini. Contoh ulama yang selalu baca Al-Qur’an dulu sebelum ‘berperang’” tulis Maia dalam lembaran terakhirnya.

Buku yang ditulis dalam bahasa gaul ini memang sangat cocok untuk anak-anak seusia SMP, SMA, bahkan Mahasiswa yang cenderung terjebak dalam formalitas.
Bacaan yang baik adalah bacaan yang minimal bersifat informatif (banyak pengetahuan baru) dan membuat orang berpikir. Nah, buku ini memuat keduanya, bahkan ditambah dengan sense of humor yang cerdas.

Djuneidi Saripurnawan,
Research and Development Coordinator
Plan International Aceh

Sumber : http://saripurnawan.blogspot.com/
Read More...

Kitab Suci Porno ?




Saat ini, kisah yang menimpa Gus Dur mirip cerita Abu Nawas. Tersiar desas-desus, Gus Dur mengatakan Al-Quran adalah kitab suci porno. Menurut kabar angin itu pula, pernyataan Gus Dur tersebut diucapkan sewaktu acara ”Kongkow Bareng Gus Dur” di Kantor Berita -Radio (KBR) 68H, Jakarta, yang mengudara saban Sabtu. Kebetulan saya salah seorang pembawa acara tersebut. Karena tuduhan itu, Gus Dur diteror oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam di Purwakarta (23 Mei 2006).


Syahdan, Khalifah Harun al-Rasyid marah besar pada sahibnya yang karib dan setia, yaitu Abu Nawas. Ia ingin menghukum mati Abu Nawas setelah menerima laporan bahwa Abu Nawas mengeluarkan fatwa: tidak mau ruku’ dan sujud dalam salat. Lebih lagi, Harun al-Rasyid mendengar Abu Nawas berkata bahwa ia khalifah yang suka fitnah! Menurut pembantu-pembantu-nya, Abu Nawas telah layak dipancung karena melanggar- syariat Islam dan menyebar fitnah. Khalifah mulai terpancing. Tapi untung ada seorang pembantunya yang memberi saran, hendaknya Khalifah melakukan tabayun (konfirmasi) dulu pada Abu Nawas.


Abu Nawas pun digeret menghadap Khalifah. Kini, ia menjadi pesakitan. ”Hai Abu Nawas, benar kamu berpendapat tidak ruku’ dan sujud dalam salat?” tanya Khalifah dengan keras.

Abu Nawas menjawab dengan tenang, ”Benar, Saudaraku.”

Khalifah kembali bertanya dengan nada suara yang lebih tinggi, ”Benar kamu berkata kepada masyarakat bahwa aku, Harun al-Rasyid, adalah seorang khalifah yang suka fitnah?”

Abu Nawas menjawab, ”Benar, Saudara-ku.”

Khalifah berteriak dengan suara menggelegar, ”Kamu memang pantas dihukum mati, karena melanggar syariat Islam dan menebarkan fitnah tentang khalifah!”

Abu Nawas tersenyum seraya berkata-, ”Saudaraku, memang aku tidak menolak bahwa aku telah mengeluarkan dua pendapat tadi, tapi sepertinya kabar yang sampai padamu tidak lengkap, kata-kataku dipelintir, dijagal, seolah-olah aku berkata salah.”

Khalifah berkata dengan ketus, ”Apa maksudmu? Ja-ngan membela diri, kau telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya.”

Abu Nawas beranjak dari duduknya dan menjelaskan dengan tenang, ”Saudaraku, aku memang berkata ruku’ dan sujud tidak perlu dalam salat, tapi dalam salat apa? Waktu itu aku menjelaskan tata cara salat jenazah yang memang tidak perlu ruku’ dan sujud.”

”Bagaimana soal aku yang suka fitnah?” tanya Khalifah.

Abu Nawas menjawab dengan senyuman, ”Kala itu, aku sedang menjelaskan tafsir ayat 28 Surat Al-Anfal, yang berbunyi ketahuilah bahwa kekayaan dan anak-anakmu hanyalah ujian bagimu. Sebagai seorang khalifah dan seorang ayah, kamu sangat menyukai kekayaan dan anak-anakmu, berarti kamu suka ’fitnah’ (ujian) itu.” Mendengar penjelasan Abu Nawas yang sekaligus kritikan, Khalifah Harun al-Rasyid tertunduk malu, menyesal dan sadar.

Rupanya, kedekatan Abu Nawas dengan Harun alRa-syid menyulut iri dan dengki di antara pembantu-pembantunya. Abu Nawas memanggil Khalifah dengan ”ya akhi” (saudaraku). Hubungan di antara mereka bukan antara tuan dan hamba. Pembantu-pembantu khalifah yang hasud ingin memisahkan hubungan akrab tersebut de-ngan memutarbalikkan berita.

****

Saat ini, kisah yang menimpa Gus Dur mirip cerita Abu Nawas. Tersiar desas-desus, Gus Dur mengatakan Al-Quran adalah kitab suci porno. Menurut kabar angin itu pula, pernyataan Gus Dur tersebut diucapkan sewaktu acara ”Kongkow Bareng Gus Dur” di Kantor Berita -Radio (KBR) 68H, Jakarta, yang mengudara saban Sabtu. Kebetulan saya salah seorang pembawa acara tersebut. Karena tuduhan itu, Gus Dur diteror oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam di Purwakarta (23 Mei 2006).

Seperti nasib Abu Nawas, pernyataan Gus Dur sengaja dipelintir dan dilepaskan dari konteksnya karena ada motif dan untuk- tujuan tertentu. Padahal, dalam acara kongko tersebut, berkali-kali Gus Dur yang selalu ceplas-ceplos dan lucu berkata- bahwa konsepsi porno itu ada dalam otak seseorang. Kita sering bilang, orang itu otaknya lagi ngeres atau lagi ”piktor” (pikir-an kotor). Pernyataan Gus Dur yang lengkap begini, ”Porno itu letaknya ada dalam persepsi seseorang. Kalau orang kepalanya ngeres, dia akan curiga bahwa Al-Quran itu kitab suci porno, karena ada ayat -tentang menyusui (Al-Baqarah: 233). Bagi yang ngeres-, menyusui berarti mengeluarkan dan me-tetek, dan ada juga roman-romanan antara Zulaikha dan Yusuf (QS Yusuf: 24).” Liciknya, mereka, yang pernah juga menyebarkan fitnah bahwa Gus Dur telah dibaptis, menyebarkan -bahwa Gus Dur telah berkata Al-Quran itu kitab suci porno.

Pemenggalan kata-kata tersebut sangatlah berbahaya. Kita bisa mengatakan Alquran mengecam orang yang salat ketika hanya mengutip ayat 4 dalam surat al-Ma’ûn, “maka celakalah orang-orang yang salat!” (fawaylul lil mushallîn). Padahal maksudnya orang yang melaksanakan salat tapi masih celaka adalah orang yang salat tapi lalai: ingin dilihat orang, dan enggan bersedekah—dijelaskan dalam tiga ayat sesudahnya.

Gus Dur memang tidak pernah sepi dari tuduhan. Dulu ia pernah dituduh ingin mengubah assalamualaikum menjadi selamat pagi, siang, sore, dan malam. Seperti Abu Nawas, Gus Dur dituduh ingin mengubah rukun salat, ketika menoleh ke kanan dan ke kiri ketika mengakhiri salat, bukan lagi assalamualaikum yang diucapkan, melainkan selamat pagi untuk salat subuh, selamat siang untuk salat zuhur, dan seterusnya. Padahal Gus Dur mengatakan boleh mengganti assalamualaikum dalam konteks sapaan (greeting), bukan dalam salat.

Untuk itulah, bagi yang masih berakal sehat, akan langsung bertabayun kepada Gus Dur, bukan langsung menuduh, menyebarkan fitnah, apalagi melakukan tindak kekerasan. Bukankah menurut Al-Quran hanya orang fasiklah yang tidak mau bertabayun?

Sumber : http://elbudur.blogspot.com/
Read More...
ads_box ads_box ads_box ads_box ads_box ads_box
 

tags label all of artikel

10 fakta 10 fakta kematian 2 Mei 1998 88db.com 9 desember 9 Penemuan Muslim yang Menggoncang Dunia Aafia Siddiqui ac multi split ac split ac split carrier ac split murah ac split type Acuan untuk PEMILU 2014 versi @rezekizainal ade namnung ahmad dani Ahmad Dani Meninggal Dunia Aileen Wuornos air mineral aktifis mahasiswa Aktris Valia Rahma Meninggal Dunia Alat Skimming ali mochtar ngabalin alyssa soebandono alyssa soebandono n desta liburan Alyssa Subandono akui ciuman Aneh Tapi Nyata aneka kue basah aneka kue kering aneka roti Anne Grigg-Booth anti karat anti karat mobil anti korosi Apartemen StarCity Apartmen Apartment Arti Kemerdekaan Asal Muasal Paku di Kaki Safira Audit BPK Bakrie Bank Century Bank Indonesia best rent car bisnis rental mobil bobol ATM Budi Rochadi Budi Sampoerna buku Membongkar Gurita Cikeas Burhanuddin Abdullah car rent car rental Cara Memilih Calon Isteri Cara Memilih Calon Istri Cara Memilih Calon Jodoh Cara Memilih Calon Pacar cara perbaikan komputer cari pacar cari teman Century 21 Broker Properti Jual Beli Sewa Rumah Indonesia cheap rent car cina Circus compressor ac split curanmor Daftar Sejarah Hitam Indonesia daftar Systemic Important bank daihatsu danau antartika Danau Tidak Membeku di Antartika data kemiskinan Dealer Nissan Dealer Nissan Rambah Lombok Death Erection Demosntrasi Deputi Gubernur BI desta liburan dokter mata Domino Harvey Download buku Neo Liberalisme Mencengkram Indonesia Download buku politik Download Buku Resep e-ktp Ekonomi ektp entertainment facebook foto digital foto Nakal Nikita Willy foto pernikahan foto pre pernikahan foto pre wedding foto resepsi pernikahan Fraksi Demokrat Frankfurt Motor Show 2011 freon ac split friendster gambar pernikahan google google cina Gregory Biggs gus dur honda hotline fast food delivery contact hujan es Hujan Es Melanda Makkah ibu anak ibu dan anak Ilal Ferhard infotainment Internasional Isi Selebaran Israel istri simpanan Jalur GAZA janji sby jasa poles marmer jasa servive spring bed Jenis Program dan Price List kasus century kawin Kebijakan Bailout Keluarga besar Keluarga Terbesar di Dunia kemiskinan kerusakan komputer kesehatan kesehatan mata Kode Rahasia HP kopi opal kriminal ktp kue kue lebaran Kumpulan Artikel Lal Bihari lantai marmer Lapindo Lazarus Syndrome lensa mata Lima Merek Mobil Paling Laris di Indonesia lowongan pekerjaan LSM Bendera Mahasiswa makanan Mallarangeng Manson Woman marble renewal maria selena Maria Selena Puteri Indonesia 2011 Marylin the Colombian Assassin Maschalismos mekkah mencuci mobil Menggoncang Dunia menghilangkan karat meninggal dunia menjaga kesehatan mata Merek Mobil Mie Ayam mimpi demokrasi Mitos Seks Mitos Seks Remaja mobil mobil daihatsu mobil honda mobil indonesia Mobil Indonesia | Otomotif Indonesia | Oto Indonesia | Mobil Proton Indonesia | The Leader Indonesia Automotive Directory mobil nissan mobil suv mobil suzuki mobil toyota modif motor modif motor honda modif motor jupiter modif motor mio modif motor mx modif motor satria modif motor supra modif sepeda motor Mogok Makan Motor Show Munim Idris Nasrudin Necropolis Neo Liberalisme Mencengkram Indonesia NGO nieke bakery cake nikah Nikita Willy Nikita Willy Saat Dugem Beredar nissan nissan murano Nissan Rilis Mobil Baru nissan roxy Noyades opal cofee opal coffee Operasi Kelamin Otomotif Direktori paket foto pernikahan Palestina Pansus Century Para Remaja Partai Demokrat pasang ac split pasar mobil pasar mobil kemayoran pelajar jambi pembunuhan Nasrudin pemeliharaan komputer pemeriksaan mata Penawaran Iklan Pencurian Pulsa Pendiri Demokrat Penemuan Muslim Penetapan 1 Syawal Penetapan 1 Syawal Berpotensi Berbeda penglihatan mata pengobatan mata Penipu SMS Penipu SMS Keluarga Anda Kecelakaan Dibekuk Polisi penyewaan mobil perawatan komputer perbaikan komputer Perdana Menteri Italia perubahan jenis kelamin Perubahan Kelamin pest control exterminator pest extermination pest management pest management control pest management system Petani Ancam GP India PLN pns PNS 'Asal Absen dan Duduk' Banyak Makan Anggaran pns makan anggaran poles lantai poles marmer poles marmer granit Polisi Politik Pos Indonesia Posisi Duduk Mengemudi Presiden Center produk anti karat Program 100 Hari Pemerintahan SBY Program 100 kerja PT. Perusahaan Listrik Negara puisi puteri indonesia Rahasia Facebook rangkaian bunga Ranjau; paku; ranjau paku Rent Car rent cars rental mobil rental mobil bulanan rental mobil murah reparasi komputer Resep Cake Resep Dessert Resep kue Resep Kue Basah Resep Puding Resep Serba Cokelat Robert Tantular rumah Safety Coffin Sandra Avila Beltran sang pemimpi sejarah hitam sejarah indonesia serangan jantung service ac service ac split sewa kendaraan sewa mobil sewa mobil batam Silvio Berlusconi sistem ac split Skandal Century skimmer solusi komputer sondang hutagalung sosial Sri Mulyani Starcity Starcity Apartment suporter tewas susno suv SUV Lebih Aman Daripada Mobil Lain suzuki suzuki swift swift tabrakan tabrakan depan nissan roxy tahan karat Take Me Out indonesia tambal ban tambang Tempat Hiburan Tempat Hiburan Ekstrim tetes mata Tips tips membeli mobil toko bunga toko bunga mawar toko bunga online toko karangan bunga toko komputer toyota Toyota Noah toyota Voxy Transparency International Indonesia uang gratis Ulrike Marie Meinhof Utang negara UUD 45 Valerie Solanas valia rahma Vera Febyanthy Wanita Lebih Malas Mencuci Mobil Wanita Mencuci Mobil wedding photo www.mobil-indonesia.com yahoo YKKBI
Cetak | Percetakan | Design by Cetak Murah | Percetakan Murah - Percetakan Murah Jakarta | Partnership Mobil Indonesia- oleh Dunia Indah merdeka